Angklung telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) UNESCO sejak tahun 2010. Namun, menurut Bupati, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui bahwa setiap tanggal 16 November diperingati sebagai Hari Angklung Sedunia.
Dalam sambutannya, Bupati Eman Suherman menegaskan bahwa angklung bukan sekadar alat musik, tetapi juga simbol kekayaan budaya Sunda yang harus dijaga dan diwariskan kepada generasi muda.
“Upaya pelestarian bukan hanya menjaga warisan budaya, tetapi juga mengembangkannya melalui pendidikan seperti yang dilakukan hari ini. Angklung mengandung nilai sejarah, budaya, dan filosofi yang kuat bagi masyarakat Sunda,” ujar Bupati.
Bupati menjelaskan bahwa bermain angklung secara bersama-sama mengajarkan nilai penting seperti kerjasama, koordinasi, kekompakan, serta harmoni. Nilai-nilai ini, menurutnya, selaras dengan karakter budaya Sunda yang penuh kebersamaan dan saling mengasihi.
“Peringatan Hari Angklung Sedunia di SMPN 1 Majalengka menjadi momentum penting untuk menanamkan filosofi budaya Sunda kepada generasi muda,” tambahnya.
Pada kesempatan tersebut, Bupati juga menginstruksikan agar pada peringatan Hari Jadi Majalengka mendatang, pertunjukan angklung ditampilkan secara lebih besar dengan melibatkan lebih banyak peserta.
Peringatan Hari Angklung Sedunia di SMPN 1 Majalengka tahun ini diharapkan menjadi pemantik agar seni angklung semakin hidup di lingkungan pendidikan dan masyarakat Majalengka. (Bang Eful)
