JURNALINVESTIGASI.com, SAUMLAKI - Aktivis sekaligus tokoh pemuda asal Kepulauan Tanimbar Alvin Fatlolon menilai Petrus Fatlolon tidak layak kembali memimpin Tanimbar pada periode ke 2 pasalnya banyak kegagalan kepemimpinan yang di temukan pada 5 tahun sebelumnya, ini menjadi alasan fundamental dalam penilaiannya secara objektif dan rasional sebagai aktivis.
Pimpinan wilayah penggerak milanial indonesia maluku Ini mengatakan, PF dari tahun 2017 hingga 2022 tidak berhasil mengimplementasikan program yang sesuai dengan visi-misinya sebut saja visi "sehat, cerdas, berwibawa & mandiri" secara eksplisit visi ini patut di pertanyakan apalagi di jabarkan dalam beberapa misi dan program kerja.
visi sehat, dari 2017 hingga 2022 ukuran sehat secara keseluruhan di masyarakat Tanimbar patut di tanyakan, sebab secara infrastuktur kesehatan ada rumah sakit yang masi di segel oleh kontraktor padahal anggaran pembangunan sudah di gunakan untuk membangun, kemudian minimnya tenaga kesehatan yang di distribusikan ke desa-desa untuk melayani masyarakat, belum lagi ada kisruh lainnya dalam konteks kesehatan.
Kemudian visi Tanimbar cerdas, optimalisasi pendidikan yang tidak efektif bagi seluruh masyarakat Tanimbar, bukan hanya sekedar di kota Saumlaki semata.
"Saya teringat janji kampanye PF pada tahun 2017 bahwasanya jika beliau terpilih menjadi bupati maka semua sekolah mulai dari jenjang SD hingga SMA tudak membayar uang SPP, padahal faktanya tidak sesuai dengan janji kampanye, banyak siswa yang membayar uang SPP di semua sekolah yang berbasis di tanimbar, ini kan janji kosong lagi masyarakat mau percaya lagi untuk memimpin ?,"tanya Alvin.
Kemudian visi berwibawa, secara holistik Tanimbar harus berdikari, namun realitanya sangat berbeda apanya yang mau berdikari dari aspek ekonomi ? politik ? atau budaya ?.
Ketiganya masih gagal total dalam proses implementasi, faktanya Tanimbar sampai detik ini masi di selemuti angka kemiskinan ekstrim yang begitu drastis, lalu mau di pertahankan kembali untuk memimpin tanimbar pada periode ke 2 ?
Belum lagi masalah politik yang sempat menjadi momok bagi para Aktivis, tokoh dan mantan anggota DPRD yang mengkritisi kebijakan dan program PF sempat di laporkan ke pihak berwajib artinya PF tidak patut di teladani sebagai pemimpin yang demokratis. Sebab pemimpin yang demokratis Adalah pemimpin yang selalu menerima kritik untuk perubahan dan perbaikan bagi kepemimpinannya.
Dari alasan di atas maka, PF gagal dalam memimpin Tanimbar pada 5 tahun lalu, banyak juga proyek mangkrak yang belum terselesaikan padahal anggarannya sudah di gunakan untuk membangun.
Seyogianya PF sebagai pemimpin pada 5 tahun kemarin, sudah harus mempresentasikan hasil kerja selama 5 tahun kemarin dengan angka dan data. Misalnya, dari aspek kesehatan sudah berapa persen program kesehatan yang di implementasikan, kemudian dari aspek pendidikan juga demikian sampai pemberdayaan, ekonomi dan Politik sehingga dapat menjadi barometer bagi masyarakat untuk melakukan penilaian.
PF juga minim dalam menghasilkan prestasi, pemimpin yang sukses adalah pemimpin yang mampu menghasilkan prestasi, lalu apakah opini WTP 2019, perubahan nama kabupaten, perjuangan PI blok masela dan suksesnya MTQ provinsi maluku menjadi ukuran?
"Bagi saya tidak sama sekali, sebab yang menjadi ukuran 2 periode atau tidak adalah bentuk manifestasi dari Visi-misinya kemudian di korelasikan dengan RPJMD Tanimbar,"ungkapnya.
Sekum DPW PMI MALUKU ini mengimbau kepada masyarakat Tanimbar dari ujung Molumaru sampai Selaru agar lebih arif dan bijak dalam memilih pemimpin di pilkada 2024, walaupun segala cara yang di lakukan untuk mempengaruhi masyarakat termasuk memberikan bantuan sembako, uang tunai, dan sebagainya namun itu hanyalah semata dalam momentum politik, masyarakat harus cerdas dalam memilih pemimpin yang baik demi dan untuk kemajuan tanimbar 5 tahun mendatang.
"Saya satu marga dengan Petrus Fatlolon namun jika beliau gagal, maka saya tidak mendukung dan memilih beliau kembali walaupun ada intervensi, godaan mahar atau bantuan apapun kepada saya, saya tidak dukung dan tolak 2 periode, Salam Duan Lolat, Kida Bela."Tutup Alvin.
Editor : Nik Besitimur.