MEDIA JURNAL INVESTIGASI.COM-Gischa Debora Aritonang menjadi perbincangan karena melakukan penipuan ribuan tiket konser Coldplay yang meraup keuntungan miliaran rupiah.
Sosok Gischa menjadi sorotan di media sosial.
Tak kalah disoroti adalah siapa sebenarnya orangtua mahasiswi Universitas Trisakti yang berani melakukan penipuan skala besar tersebut.
Ternyata diketahui bahwa orangtua Gischa Debori Aritonang juga sudah sering bermasalah dengan sang anak.
Apa yang dilakukan Gischa pada orangtuanya sendiri?
Terkuak siapa sebenarnya Gischa Dibora aritonang yang menipu ribuan pembeli tiket konser Coldplay.
Gischa diketahui kuliah di Universitas Trisakti Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Sebelum heboh dengan masalah tiket, Gischa dikenal sebagai cocok yang Cantik tapi suka bohong.
Gischa merupakan Mahasiswi kelas internasional.
Setiap setahun sekali, orang tua mahasiswi akan diundang ke kampus untuk membicarakan progres studi anaknya.
Kepala Humas Universitas trisakti, Dewi Priandini menjelaskan Gischa merupakan mahasiswa yang masuk pada semester genap 2022 lalu.
Orang tuanya Gischa sudah sempat datang ke kampus dan marah-marah.
Ternyata, tak hanya kepada para pembeli tiketnya, Gischa juga menipu orangtuanya perkara perkuliahan.
Selama ini, orangtua juga menjadi korban kejahatan yang dilakukan anak sendiri itu.
Gischa sering bolos hingga tidak mengambil sistem kredit semester (SKS) sesuai ketentuan.
"Kalau di Fakultas Ekonomi dan Bisnis ini, kelas internasional itu mereka sering mengadakan gathering tiap tahun, orang tua diundang diberi tahu bahwa ini loh anaknya sudah sampai di mana segala macam," kata Dewi saat ditemui di Gedung M Universitas Trisakti, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Jumat (17/11/2022)
Sang orangtua marah karena pihak kampus dianggap tidak bisa mendidik Gischa.
Padahal memang kelakuan Gischa yang jarang masuk kelas.
"Menurut ceritanya dari teman-teman di dosen fakultas Ekonomi, Gischa ini orang tuanya waktu semester awal sempat datang juga, tapi sempat marah-marah karena si Gischa ini maaf aja, bohong sama orang tua," lanjutnya.
Para dosen sudah sangat mengenal perangai Gischa yang suka berbohong sejak semester satu.
"Gischa itu cantik tapi suka bohong, sampai malas gitu kata dosen," kata Dewi.
"Jadi pas orang tua datang itu marah karena apa yang disampaikan Gischa sama fakultas bertolak belakang. Jadi dosen-dosennya sempat bilang gitu," lanjutnya.
Diberitakan sebelumnya wanita berusia 19 tahun sudah melakukan penipuan 2.268 tiket konser Coldplay yang dijual pada korbannya.
Keuntungan dari penipuan itu meraup uang hingga Rp 5,1 miliar.
Gischa punya jurus jitu sampai tiket yang dijajakannya tanpa bentuk itu laku keras.
Dihadirkan saat konferensi pers di Mapolres Metro Jakarta Pusat, Gischa lebih sering tertunduk.
Wajahnya yang banyak dikagumi orang itu dia sembunyikan di balik rambut panjangnya saat ditampilkan mengenakan pakaian tahanan.
Gischa ditangkap pihak kepolisian pada Jumat (17/11/2023).
Gischa menggunakan uang sebanyak itu untuk memuaskan hasrat belanjanya.
Polisi menyita barang-barang bermerek terkenal dari tas merk Hermes. Ada juga sebuah tas merk Celine
“Kami lakukan upaya paksa dari barang bukti milik tersangka seperti yang ada di depan (tersebar di meja),” kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Susatyo Purnomo Condro saat konferensi pers.
“Total barang bukti ini kurang lebih ada Rp 600 juta. Hampir sekitar Rp 2 miliar itu digunakan pribadi oleh tersangka,” lanjutnya.
Pihak kepolisian pun masih menyelidiki lebih lanjut terkait uang atau barang hasil yang digelapkan Ghisca.
Susatyo pun memaparkan modus penipuan yang dilakukan Gischa.
“GDA menawarkan kepada teman-temannya sebagai reseller dengan dalih bahwa tiket tersebut adalah tiket komplimen yang dijanjikan akan (diberi) menjelang pelaksanaan konser,” ujar Susatyo.
“Yang bersangkutan meyakinkan kenal dengan perantara atau promotor. Padahal dari bulan Mei sampai dengan November tidak ada komunikasi dengan pihak perantara atau promotor,” lanjutnya.
Atas perbuatannya, Ghisca dijerat Pasal 378 KUHP tentang Penipuan juncto Pasal 372 KUHP tentang Penggelapan dengan ancaman hukuman maksimal empat tahun penjara.
Pada momen konferensi pers, Gischa diberi kesempatan bicara di depan awak media dan sejumlah korbannya yang hadir.
Tanpa air mata yang menetes dari pipinya, Gischa mengakui kesalahannya.
Tapi tak ada permohonan maaf yang terucap darinya.
"Saya Gischa Debora Aritonang, mengakui kesalahan saya dan saya akan mengikuti proses hukum dan kasus ini sudah saya serahkan ke pihak kepolisian," kata Gischa.