Bekasi, Jurnal Investigasi.com - Kurangnya Pengawasan dari Dinas Sumber Daya Air Bina Marga Dan Bina Kontruksi. Nomor SPMK : PG.02.02/324.118/SPK-PSDA/DSDABMBK/2022, dengan nilai Rp 197.619.967,00 yang bersumber dari APBD TA 2022 dikerjakan oleh CV. Cucu Ardilaya, hal ini yang terjadi pada kegiatan pelaksanaan pembangunan turap yang berlokasi di Kampung Bulak Daham Ci Bulus RT 004 RW 05 Desa Karangpatri, Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi, diduga tidak sesuai spesifikasi teknis.
Pasalnya, terkesan ada pembiaran dari pihak Kontraktor, Pelaksana dan Konsultan. Pekerjaan turap diduga di kerjakan asal jadi sehingga hasil nya tidak maksimal, adapun galian pondasi nya sangat minim dan dangkal.
"Langsung dilakukan pemasangan batu belah tanpa dikasi adukan dahulu hanya ditancapkan ketanah, kuat dugaan pemasangan turap dikerjakan tidak sesuai Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan disinyalir bermain curang,"ucap Dedi Prima pada Minggu (09/10/2022).
Dedi Prima Sekjen Lembaga Swadaya Masyarakat Gerakan Solideritas Masyarakat Bersatu (LSM GSMB) Kabupaten Bekasi menegaskan, bahwa disini kita lihat dipekerjaan turap yang katanya menurut informasi pekerjaan tersebut dikerjakan secara normatif, namun setelah kita turun kelokasi dan kita sidak, mana dan yang mana yang dibilang normatif.
"Malah disini kita liat ada kejanggalan yang diduga ingin meraup keuntungan dikarna kan pada dasarnya pondasi tidak memakai hamparan pasir atau adukan, langsung disusun saja batu belahnya dan ditumpuk,"lanjut Dedi.
Seharusnya pekerjaan tersebut, kalau mau dikerjakan, pondasi nya harus pake adukan atau paling tidak diampar pasir dahulu agar ada pertahanan untuk batunya, jangan cuma ditaruh dan ditumpuk gitu aja, karena pekerjaan turap ini sangat penting bagi para petani. Kalau dikerjakan cuma asal jadi tidak akan kuat lama, dan akan merugikan bagi si pemanfaat yaitu para petani.
"Begitu juga waktu pelaksanaan kurangnya pengawasan dari pihak kontraktor maupun dari pihak konsultan juga, apakah ini diduga ada permainan kerjasama atau ada kong kalingkong. Saya harapkan dari Dinas Sumber Daya Air Bina Marga dan Bina Kontruksi agar ditegur CV. Cucu Ardilaya tersebut,"Tegas Dedi.
Saat di kompirmasi awak media Gope selaku kepala tukang, ketika di pertanyakan soal adukan dasar bawahnya dirinya menjawab, ya takutnya nanti kalau ada air kan pecah dia, kalo begini kan entar mendem kebawah, kalo ditaroin adukan dulu nanti pecah kalau ngaerin plektor apa gitu.
"Yah jadinya begini batunya, ditaro dulu baru ditaroin adukan, kalo untuk panjang 210 meter, tinggi 60cm dan lebar 30cm,"jawab Gope dilokasi pekerjaan.
Disisi lain, salah satu warga yang tidak di sebut kan namanya mengatakan, kalo masalah kerjaan inimah biasa aja, dan kalo dikatakan normatif mah pokoknya saya mah kaga ngerti, tau nya saya mah diturap ge. Yah kalo masalah kekuatan mah kaya gini aja, ininih udah berapa tahun ya gitu-gitu aja, yang namanya kerjaan kaya gini pemborong nya tau sendiri.
"Yang penting mah pemborong mah ada pisik gak mikirin kekuatanya. Kalo menurut saya kurang tinggi, nanti apa bila dicor jalanya, apa coran diatas itu apa bagemana tau, kalo diatas murun jadi melesek itu turap nya,"ucap warga.
(Srn/voy)