Pontianak,Media Jurnal Investigasi-Upaya Direktorat Kepolisian Daerah Kalimantan Barat (Polda Kalbar) dalam memanfaatkan lahan kosong untuk budidaya cabai membuahkan hasil menggembirakan. Tanaman cabai yang ditanam personel Polda Kalbar menunjukkan produktivitas tinggi dengan panen lebat yang bahkan melampaui ekspektasi. Keberhasilan ini mendapat apresiasi dari pengamat kebijakan publik, Dr. Herman Hofi Law.
"Patut diacungi jempol, Polda Kalbar berhasil mengembangkan budidaya cabai dengan hasil yang sangat luar biasa. Ini merupakan bentuk inovasi pertanian urban yang harusnya bisa menjadi inspirasi bagi Dinas Pertanian dan kelompok-kelompok tani di Kalimantan Barat," ujar Herman dalam pernyataannya kepada media, Rabu (2/7).
Menurut Herman, teknik budidaya cabai yang dilakukan personel kepolisian memanfaatkan media tanam polybag dengan menggunakan bibit cabai unggul yang sesuai dengan iklim Kalimantan Barat. Mereka juga memanfaatkan pupuk kandang sebagai unsur utama pemupukan, yang dinilai sederhana dan mudah diterapkan oleh petani lokal.
"Saya sempat berdialog langsung dengan salah satu anggota Polri yang tengah sibuk merawat tanaman. Ia menjelaskan bahwa pemilihan bibit unggul dan pemanfaatan pupuk kandang menjadi kunci keberhasilan panen ini. Bahkan, satu pohon cabai menghasilkan buah lebih banyak dibandingkan daunnya. Ini luar biasa," kata Herman.
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa kemampuan tanaman untuk terus berproduksi tanpa jeda menjadi nilai tambah dalam praktik pertanian tersebut. Jika sistem seperti ini dikembangkan secara masif dan terkoordinasi dengan baik oleh petani, dinas pertanian, dan kelompok tani, maka dampaknya bisa sangat besar terhadap perekonomian daerah.
"Potensi ekonominya sangat signifikan. Jika dikembangkan secara terstruktur dan didukung oleh kebijakan pertanian daerah, praktik ini bisa menjadi solusi nyata dalam meningkatkan kesejahteraan petani dan mengendalikan inflasi pangan akibat kenaikan harga cabai," jelasnya.
Herman juga mengusulkan agar Dinas Pertanian Kalbar menjadikan praktik ini sebagai model pelatihan atau percontohan (demonstration plot) bagi petani di berbagai kabupaten/kota. Dengan begitu, pendekatan pertanian berbasis inovasi bisa lebih cepat menyebar ke lapisan masyarakat produktif.
“Langkah yang dilakukan Polda Kalbar bukan hanya menunjukkan kepedulian terhadap ketahanan pangan, tapi juga memberikan contoh nyata bahwa institusi negara bisa berperan langsung dalam membangun ekonomi masyarakat. Ini layak dicontoh dan dikembangkan lebih luas,” tutup Herman.
M Supandi.
