Jelajahi

Kategori
Best Viral Premium Blogger TemplatesPremium By Raushan Design With Shroff Templates
{{ date }}
{{ time }}
DIGITAL CLOCK with Vue.js

Wartawan Bodrex Simon Weridity Peras Ketua BUMDes Manglusi, Warga Desak Polisi Tangkap

MALUKU - JURNALINVESTIGASI
18 Juli 2025
Last Updated 2025-07-17T17:23:46Z
Premium By Raushan Design With Shroff Templates

 


Saumlaki, Jurnalinvestigasi.com – Seorang pria yang mengaku wartawan, Simon Weridity, kembali menjadi sorotan publik di Kabupaten Kepulauan Tanimbar. Ia dituding melakukan pemerasan terhadap pengurus Badan Usaha Milik Desa (BumDes), dan memanfaatkan profesi kewartawanan.


Informasi yang diterima redaksi menyebutkan, Simon kerap mendatangi kantor desa tanpa membawa maksud peliputan. Ia justru memancing isu negatif, lalu menyebar ancaman akan menaikkan berita buruk jika tidak diberikan uang. Permintaan itu dikemas dalam bentuk pungutan iklan dan publikasi yang tidak jelas asal-usulnya.


Pihak berwenang dan tokoh masyarakat setempat mengimbau, jika ada masyarakat atau pejabat desa yang merasa ditagih uang oleh Simon tanpa bukti kerja sama resmi, agar segera melapor ke Polres Kepulauan Tanimbar. Itu murni pungutan liar, bukan bagian dari kerja jurnalistik.


Salah satu kasus yang memicu keresahan terjadi di Desa Manglusi. Simon diduga menyebarkan fitnah terkait pengelolaan dana sebesar Rp200 juta oleh BumDes setempat. Ia menyebar isu bahwa BUMDes tidak menghasilkan keuntungan dan menyiratkan adanya penyalahgunaan dana.


Ketua BUMDes Manglusi, Nabel Melsasail, dengan tegas membantah tuduhan tersebut. “Bapa ini siapa? Kalau mau tahu anggaran itu, tanya saja ke inspektorat. Semua pertanggungjawaban sudah selesai, diperiksa Inspektorat dan Dinas PMD, tidak ada temuan apa-apa,” ujar Nabel kepada wartawan di Cafe Yamdena. Jumat, (18/07/2025).


Menurut Nabel, BUMDes Manglusi justru menjadi salah satu yang terbaik di Kabupaten Kepulauan Tanimbar. Ia menyayangkan ada pihak luar yang membawa isu fitnah untuk kepentingan pribadi. “Kami terbuka, tapi tidak bisa kami layani orang yang datang hanya untuk memeras,” imbuhnya.


Modus ancaman yang dilakukan Simon disebut-sebut selalu berulang. Setelah menyebar isu negatif dan mengancam dengan pemberitaan, ia kembali dengan permintaan uang iklan atau reklame yang tidak pernah dikerjakan. Jika tidak direspons, ia meneruskan tekanan dengan menyebut-nyebut aparat penegak hukum.


Sejumlah kepala desa dan guru mengaku resah dengan perilaku Simon. Mereka merasa berada dalam tekanan ketika oknum tersebut datang, memaksa dijamu, lalu menyodorkan ancaman berita.


“Kami takut salah langkah, padahal dia bukan wartawan resmi,” keluh salah satu kepala sekolah yang meminta identitasnya dirahasiakan.


Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Kepulauan Tanimbar sebelumnya juga telah menegaskan bahwa Simon Weridity bukan bagian dari organisasi mereka. Masyarakat diminta mewaspadai oknum yang mengaku wartawan namun tidak terdaftar di organisasi resmi dan tidak menjalankan tugas sesuai kode etik jurnalistik.


“Wartawan itu harus profesional, datang membawa niat baik untuk liputan, bukan memeras. Kalau ada yang melenceng, kami dukung masyarakat untuk lapor ke polisi,” ujar seorang pengurus PWI Tanimbar.


Fenomena wartawan bodrex, istilah yang merujuk pada oknum berkedok wartawan namun menyalahgunakan identitas untuk mencari keuntungan pribadi, belakangan marak di wilayah pelosok. Kasus Simon Weridity disebut sebagai salah satu yang paling meresahkan di Kepulauan Tanimbar.


Polres Kepulauan Tanimbar diminta segera mengambil tindakan tegas terhadap dugaan pungutan liar dan pemerasan berkedok jurnalistik ini. Masyarakat juga diimbau untuk tidak ragu melapor jika mengalami kejadian serupa, agar praktik kotor ini tidak terus berulang dan mencoreng nama baik profesi wartawan yang sesungguhnya. (*)

iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Stars Rally to Beat Predators in Winter Classic at Cotton Bowl