![]() |
Richie Laurens Anggito (Anggota DPRD Kabupaten Kepulauan Tanimbar) |
JURNALINVESTIGASI.com, SAUMLAKI - Oknum Anggota DPRD Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Richie Laurens Anggito angkat bicara terkait uang ketuk palu yang akhir-akhir ini, dibahas ramai di ruang-ruang publik WhatsApp Grup dan juga melalui aksi demo yang digelar oleh Aktivis di Tanimbar. Senin, (23/10).
Di Kediamannya, Anggito bilang, dirinya merasa bingung menanggapi panasnya persoalan uang ketuk palu yang dilansir dari berbagai media. Sejak dilantik tahun 2019, penempatannya di alat kelengkapan Dewan yakni BAMUS (Badan Musyawarah) yaitu merancang kegiatan-kegiatan Lembaga dan nantinya setelah tahun 2022, baru ditempatkan di Banggar.
"Jadi yang berbicara soal uang ketuk palu, saya sebagai anggota DPRD maupun secara pribadi sama sekali tidak pernah tahu menahu dengan uang ketuk palu, jadi saya harus bicara apa karena saya tidak ada di Banggar saat itu,"ungkapnya.
Diakui Richie, anggota DPRD Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Fraksi Berkarya, di tahun-tahun itu memang sering terjadi ketidakharmonisan karena berseberangan pendapat dengan Pemerintah Daerah akibat sering ditolaknya APBD dan LPJ Kabupaten Kepulauan Tanimbar.
Partai berkarya adalah satu fraksi utuh, merekrut 3 kursi Partai yaitu dari Partai PKS, Perindo dan PAN.
Richie sendiri banyak kali mengalah untuk diberi job-job alat-alat kelengkapan Dewan, demi mendahulukan rekan-rekan anggota Dewan lainnya.
"Secara pribadi saya hanya punya keinginan yaitu mau untuk berbuat yang terbaik, walau banyak sekali ada tanggapan seolah-olah saya kurang dominan, namun tekad saya ingin menjadi anggota DPRD yang benar. Saya sebelum jadi Dewan, saya adalah sebagai pengusaha, selama di DPRD saya berusaha untuk menjaga diri,"ujarnya.
Mengakhiri pembicaraannya, dirinya mengucap syukur atas berkat dan doa dari banyak orang yang memilih dirinya sebagai wakil rakyat, hingga sampai saat ini dia terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. (Nik Besitimur)