Sulut, Media Jurnal Inestigasi - Kenaikan harga beras yang terus merangkak di Sulawesi Utara dalam beberapa minggu terakhir menimbulkan keresahan, khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Menyikapi kondisi ini, Gubernur Sulut Yulius Selfanus langsung bertindak dengan menginstruksikan sejumlah langkah cepat demi meredam gejolak harga di lapangan.
“Pemerintah wajib hadir dalam situasi seperti ini, apalagi menyangkut kebutuhan pokok rakyat seperti beras,” ujar Gubernur Yulius dalam pernyataan resminya, Rabu (9/7).
Langkah awal yang diambil adalah melaksanakan operasi pasar beras murah, terutama di wilayah yang paling terdampak. Pemprov Sulut menggandeng Perum Bulog untuk mempercepat penyaluran Cadangan Beras Pemerintah (CBP) ke pasar-pasar tradisional maupun modern.
Gubernur juga mengingatkan agar seluruh mata rantai distribusi diawasi ketat. Ia menegaskan bahwa pemerintah tidak akan tinggal diam terhadap oknum yang mencoba mengambil keuntungan dengan menimbun atau memainkan harga. “Siapa pun yang bermain-main dengan kebutuhan pokok rakyat akan ditindak tegas,” tegasnya.
Lebih lanjut, Gubernur Yulius mengungkapkan bahwa lonjakan harga beras dipicu oleh sejumlah faktor: mundurnya musim tanam, kendala distribusi logistik, serta meningkatnya permintaan menjelang momen perayaan.
Sebagai respons jangka panjang, ia telah mengarahkan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Sulut untuk memperkuat produksi beras lokal. Sejumlah program seperti subsidi pupuk, bantuan benih unggul, serta pembangunan dan rehabilitasi irigasi akan dipacu untuk mendukung para petani.
“Kita harus mewujudkan kemandirian pangan di Sulut. Produksi dalam negeri harus diperkuat agar kita tidak selalu bergantung pada pasokan luar,” tandasnya.
Melalui kombinasi langkah taktis dan strategis, mulai dari operasi pasar, distribusi CBP, penegakan aturan, hingga penguatan sektor pertanian lokal, Pemprov Sulut optimis dapat menekan gejolak harga beras serta memperkuat ketahanan pangan daerah ke depan. (***)