Minahasa, jurnalinvestigasi.com – Aktivitas mafia solar subsidi di Kabupaten Minahasa kembali menjadi sorotan. Informasi terbaru menyebutkan, oknum bernama Josua dikabarkan segera beroperasi kembali menggunakan gudang lamanya di wilayah Rinegetan, Kecamatan Tondano Barat.
Dalam menjalankan aksinya, Josua diduga mengerahkan sekitar 30 unit armada serta 2 unit mobil tangki. Setiap hari, antrean kendaraan miliknya disebut-sebut akan berjejer panjang di dua SPBU di Minahasa, hanya untuk menyedot dan menyelewengkan solar bersubsidi yang sejatinya menjadi hak masyarakat kecil.
Lebih mencengangkan lagi, aktivitas penampungan dan distribusi ilegal ini dikabarkan dikendalikan oleh oknum Ginting, yang dikenal sebagai salah satu pemain lama dalam jaringan mafia solar di Kabupaten Minahasa. Nama Ginting bukanlah figur baru, melainkan aktor lama yang disebut masih memiliki pengaruh kuat di lingkaran bisnis haram ini.
Masyarakat pun mulai resah, sebab aktivitas mafia solar ini bukan hanya merugikan rakyat kecil, tetapi juga mengganggu stabilitas distribusi BBM bersubsidi di Minahasa.
“Kami minta aparat kepolisian, khususnya Kapolres Minahasa, jangan tinggal diam. Kalau ada anak buah yang ikut bermain dalam pusaran sindikat ini, harus ditindak tegas tanpa pandang bulu,” tegas salah satu tokoh masyarakat Tondano yang meminta namanya dirahasiakan.
Pasal 55 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi menegaskan, setiap orang yang melakukan penyalahgunaan pengangkutan dan/atau niaga BBM bersubsidi dapat diancam pidana penjara paling lama 6 tahun dan denda hingga Rp60 miliar.
Masyarakat kini menunggu langkah tegas dari Kapolres Minahasa, agar institusi Polri tidak dipandang lemah dan tunduk pada kekuatan mafia solar. Jika tidak segera ditindak, bukan mustahil jaringan ini akan semakin menggurita dan mempermalukan penegakan hukum di daerah.
(Tim)
