![]() |
Ilustrasi |
Majalengka,Media Jurnal Investigasi-Berdasarkan bukti percakapan grup whatsapp dari narasumber bahwa ada dugaan pungli yang di koordinir oleh salah seorang tenaga pendidik di salah satu sekolah dasar didesa Leuwimunding.
Dalam isi percakapan whatsapp tersebut bahwa peserta P3K yang berada di kecamatan Lewimunding harus menyetorkan sejumlah uang yang peruntukannya di sinyalir untuk pengurus pendidikan setingkat kecamatan.
DR selaku kepala SDN 1 Karangasem yang juga menjabat K3S, ketika di konfirmasi terkait pungutan yang beredar di para peserta P3K di kecamatan Lewimunding, beliau menyatakan
" Saya tidak pernah menerima atau pun mengkondisikan pungutan tersebut, mungkin saja itu inisiatif mereka." Tutur nya
Menurut beberapa peserta P3K yang tidak mau di sebut namanya, menerangkan kepada awak media
" pungutan tersebut betul terjadi pak, cuma sekarang berhubung sudah ketahuan pihak media, akhirnya uang tersebut menurut informasi sudah di kembalikan kepada masing-masing penyetornya." Ungkap nya
Keterangan yang sama terucap ketika kami awak media mendatangi J selaku Kepala PGRI kecamatan Lewimunding di kantor koorwil PGRI menanggapi tentang dugaan terjadinya pungutan tersebut beliau menyebutkan
" saya tidak pernah mengkondisikan pungutan uang tersebut, bahkan rapat koordinasi dengan pera peserta P3K nya juga belum dilaksanakan, makanya saya benar-benat tidak tahu , silahkan bapak tanya langsung ke mereka yang bersangkutan. " jelas nya
Awak media mencoba menghubungi melalui aplikasi WhatsApp salah seorang peserta P3K yang disinyalir menjadi koordinator pengumpul uang dari para rekan P3K di kecamatan, dan juga beliau salah seorang staf pengajar di sekolah yang sama dengan ketua PGRI kecamatan Leuwimunding, sampai saat berita ini di turunkan tidak memberi jawaban, awak media meminta ijin konfirmasi dan pertanyaan tidak dibalas hanya dibaca oleh beliau.
Siapa dalang dalam kasus dugaan pungli kepada P3K di kecamatan Leuwimunding ini masih menjadi misteri
Sangat disayangkan sekali bahwa seorang bawahan terkadang suka menjadi objek pemerasan ataupun penindasan dari oknum-oknum atasan yang suka memanfaatkan jabatan dalam memenuhi nafsu keserakahan tanpa melihat keberadaan orang lain. Jika terjadi hal seperti ini siapa yang harus di persalahkan?
(tim)