Jurnalinvestigasi.com, Saumlaki - Masyarakat Lima Satu Seira minta Kepala Desa Seira Blawat untuk membuat Perdes Pungutan Retribusi Telur Ikan Terbang, pasalnya Perdes tersebut hanya diwacanakan namun hingga saat ini tidak ada. Minggu, (10/03/2024).
Musim operasi telur ikan terbang dalam tahun ini sudah mulai dilakukan kembali oleh para nelayan Andon yang setiap tahunnya beroperasi, terhitung dari bulan Maret hingga November.
Hasil investigasi dan pantauan media ini, para nelayan Andon yang datang dari Sulawesi Selatan, saat ini telah berlabuh di Perairan Seira untuk kembali melakukan eksploitasi telur ikan terbang.
Eksploitasi telur ikan terbang akan terus dilakukan setiap tahun, karena kerjasama Pemerintah Provinsi Maluku dengan Pemerintah Sulawesi Selatan, melalui MOU yang disepakati.
Salah satunya pada sektor kelautan dan perikanan. Kerjasama itu dilakukan pada acara Forum Bisnis dan Investor yang digelar Pemerintah Provinsi Maluku di Makassar, Sulsel pada Sabtu 5 Februari 2022.
Kerjasama itu berlaku untuk para nelayan Andon yakni Nelayan Sulsel atau Maluku dapat melakukan penangkapan di luar wilayahnya dengan tetap mematuhi ketentuan perundang undangan yang berlaku.
Melalui kerjasama tersebut sehingga para nelayan Andon menyambut baik kerjasama kedua daerah itu agar dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat Provinsi Sulawesi Selatan dan juga masyarakat Maluku.
"Perdes tentang pungutan retribusi telur ikan terbang, tidak dikonsultasikan dengan Bagian Hukum Pemda Kepulauan Tanimbar, hal ini menyebabkan sehingga setiap kali musim operasi telur ikan terbang, selalu saja ada konflik antara Pemilik petuanan dengan Pemerintah desa, serta pengusaha. Ini membuat sehingga banyak nelayan Andon yang mencari perlindungan ke aparat TNI Kodim 1507 Saumlaki," ungkap salah seorang warga masyarakat kepada wartawan media ini, yang meminta agar namanya tidak dipublikasikan.
Masyarakat setempat berharap agar dibentuknya Perdes Pungutan Retribusi untuk nelayan Andon dalam konteks perikanan mungkin termasuk pembiayaan pengembangan infrastruktur perikanan, pendukung keberlanjutan lingkungan, atau peningkatan kesejahteraan nelayan lokal melalui pemanfaatan sumber daya perikanan yang kemudian dapat membantu pendapatan asli desa untuk pembangunan. (Nik Besitimur)
