Jelajahi

Kategori
Best Viral Premium Blogger TemplatesPremium By Raushan Design With Shroff Templates
{{ date }}
{{ time }}
DIGITAL CLOCK with Vue.js

Kelompok Tani UBM Adukan Hakim ke KY dan Bawas MA, Tuduh Abaikan Bukti Palsu

Redaksi
25 Juli 2025
Last Updated 2025-07-24T22:35:40Z
Premium By Raushan Design With Shroff Templates


Jakarta,Media Jurnal Investigasi-Sengketa lahan antara Kelompok Tani Usaha Bersama (POKTAN UBM) dan perusahaan tambang PT Berau Coal terus berlanjut dan memicu polemik baru. Perkara dengan nomor 43/Pdt.Sus-LH/2024/PN.Tnr yang telah diputus oleh Pengadilan Negeri Tanjung Redeb pada 16 Juli 2025 berujung pada penolakan gugatan POKTAN UBM dengan alasan Niet Ontvankelijk Verklaard (NO) atau gugatan tidak dapat diterima.


Merespons putusan tersebut, M. Rafik, selaku kuasa pengurus POKTAN UBM, mengambil langkah lebih lanjut dengan melaporkan dugaan pelanggaran kode etik hakim ke dua lembaga pengawas peradilan: Komisi Yudisial dan Badan Pengawas Mahkamah Agung RI. Laporan tersebut disampaikan pada Kamis, 24 Juli 2025, di Jakarta.


“Kami datang untuk menyampaikan laporan terkait dugaan pelanggaran etik oleh Majelis Hakim yang menangani perkara kami. Dalam sidang, ada dokumen yang kami duga kuat palsu, tapi majelis seolah mengabaikannya. Ini menimbulkan pertanyaan besar: apakah majelis netral atau sudah 'masuk angin'?” tegas Rafik.



Rafik juga menyatakan pihaknya akan terus menempuh berbagai jalur hukum untuk mencari keadilan. Bahkan ia mengisyaratkan kemungkinan menghadap langsung kepada Presiden RI, H. Prabowo Subianto, untuk memohon perhatian.



---


Pasukan Merah Siap Kawal Proses Hukum


Dalam kesempatan yang sama, Panglima Mandau, tokoh adat yang memimpin barisan Pasukan Merah Seribu Satu Mandau, menyatakan sikap tegasnya mendukung perjuangan POKTAN UBM.


“Kami tidak akan tinggal diam. Tanah masyarakat dirampas oleh korporasi besar, dan hukum seolah tidak berpihak kepada rakyat kecil. Kami akan terus berdiri di barisan terdepan membela petani,” ujarnya.


Ia juga menyampaikan harapan kepada Presiden Prabowo agar membuka telinga dan hati terhadap jeritan masyarakat adat dan petani.


“Pak Presiden, kami rakyatmu. Tanah kami diambil, hak kami diabaikan. Ini bertentangan dengan Asta Cita yang Bapak agungkan sebagai visi membangun bangsa. Jangan biarkan keadilan hanya berpihak kepada yang kuat. Kami percaya hati nurani Bapak masih berpihak pada rakyat kecil,” pungkasnya. (*)

iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Stars Rally to Beat Predators in Winter Classic at Cotton Bowl