Manado, Media Jurnal Investigasi — Insiden kebakaran yang menimpa kapal KM. Barcelona V saat berlayar dari Talaud menuju Manado pada Minggu (20/7) terus menuai sorotan.
Ketua LSM Komunitas Independen Bersama Asaz Rakyat (KIBAR) Sulawesi Utara, Jaino Maliki, angkat bicara dan melayangkan kritik tajam terhadap lemahnya pengawasan dari instansi terkait, seperti pihak Syahbandar dan Dinas Perhubungan.
Menurut Maliki, tragedi ini seharusnya menjadi alarm keras bagi seluruh pihak yang bertanggung jawab dalam pengawasan dan keselamatan pelayaran. Ia menilai, praktik muatan penumpang yang melebihi kapasitas telah menjadi kebiasaan yang membahayakan.
“Ini bukan sekadar musibah, tapi cerminan buruknya sistem pengawasan. Kalau instansi terkait serius dan tegas, kejadian seperti ini seharusnya bisa dicegah,” tegas Jaino Maliki, Senin (21/7).
Ia juga menyoroti bahwa orientasi pelayaran yang hanya mengejar keuntungan semata telah mengorbankan aspek keselamatan. “Keselamatan pelayaran seolah diabaikan demi kepentingan ekonomi. Ini sangat berbahaya,” tambahnya.
Selain itu, muatan berlebih dinilainya bisa memicu risiko tambahan, terutama terkait perilaku penumpang yang tidak tertib. “Bayangkan, kalau ada penumpang membuang puntung rokok sembarangan di tengah kapal yang penuh sesak—itu bisa memicu kebakaran. Awak kapal juga tidak boleh teledor, tapi penumpang pun harus diedukasi,” ujarnya.
Maliki mendesak agar pemerintah melalui instansi teknis segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem pengawasan, standar operasional pelayaran, dan penegakan aturan. Ia juga mengingatkan bahwa tragedi ini harus menjadi momentum refleksi, bukan hanya untuk dijadikan berita sesaat. “Ini harus jadi tanda awas bagi semua pihak. Jangan tunggu korban jiwa baru bergerak, saya secara pribadi prihatin dan mengucapkan turut berdukacita mendalam bagi keluarga Korban yang meninggal dunia," pungkasnya.
Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari pihak Syahbandar maupun Dinas Perhubungan terkait hal ini.
(741)