Jelajahi

Kategori
Best Viral Premium Blogger TemplatesPremium By Raushan Design With Shroff Templates
{{ date }}
{{ time }}
DIGITAL CLOCK with Vue.js

Oknum Anggota Polsek Wermaktian Jadi Tameng Hitam Nelayan Andon Ilegal di Seira

MALUKU - JURNALINVESTIGASI
03 September 2025
Last Updated 2025-09-03T09:41:18Z
Premium By Raushan Design With Shroff Templates


Saumlaki, Jurnalinvestigasi.com – Aroma busuk pengkhianatan hukum mencuat dari perairan Seira. Seorang oknum anggota Polsek Wermaktian berinisial FEL diduga kuat tidak sekadar melindungi, tetapi ikut larut dalam pusaran gelap aktivitas nelayan andon ilegal. Ia disebut tidur di kapal penampung, menimbang hasil curian laut, bahkan menjadi tameng bagi agen penjarah ikan terbang.


Narasumber berinisial TL membongkar praktik mencengangkan ini kepada wartawan melalui telepon WhatsApp, Rabu (03/09/2025). Menurutnya, FEL diduga bersekongkol dengan seorang agen andon bernama Emeng, yang dikenal memiliki jaringan nelayan pencari telur ikan terbang di Seira.


“Dia membeking salah satu agen andon yang punya nelayan yang mencari di Seira, namanya Emeng. Setiap hari kerjanya melakukan penimbangan dan beking nelayan-nelayan ilegal ini,” ungkap TL.


Bukan sekadar melindungi, FEL dituding terjun langsung ke jantung aktivitas ilegal itu. Seorang aparat negara yang seharusnya menjadi perisai rakyat, justru dipertanyakan karena diduga menjelma penjaga gerbang kejahatan laut.


“Apakah layaknya seorang intel polisi membekap nelayan andon ilegal? Layakkah seorang anggota polisi keliling kapal nelayan untuk timbang telur ikan terbang? Layakkah seorang anggota polisi pasang badan untuk nelayan? Layakkah seorang polisi bermalam di kapal penampung maupun di lautan untuk timbang telur ikan terbang,” tanya TL dengan nada getir.


TL menjelaskan, kehadiran mereka ke kapal-kapal andon semata-mata untuk menyampaikan hasil rapat dengar pendapat (RDP) di Bukit Indah. Rapat itu melibatkan DPRD Provinsi Maluku, DPRD Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Wakil Bupati, Sekda, PSDK, Gugus Pulau, Dinas Perikanan, para agen andon, kepala desa lima satu Seira, dan masyarakat adat.


Dalam forum resmi itu, lahir sebuah rekomendasi keras: aktivitas nelayan bale-bale ilegal di Seira harus dihentikan segera. Namun, kenyataan di lapangan justru memperlihatkan wajah lain – nelayan ilegal masih bebas menjarah, bahkan diduga dengan bayang-bayang perlindungan aparat kepolisian.


“Tujuan kami datangi kapal-kapal andon itu untuk mensosialisasikan hasil rapat dengar pendapat, bahwa sudah ada rekomendasi untuk menghentikan para nelayan bale-bale ilegal yang mencari di Seira. Dan ini juga akan ada aksi besar-besaran pada hari Jumat nanti,” tegas TL.


Data yang dihimpun memperlihatkan angka mengerikan: 223 kapal bale-bale mengerubungi perairan Seira. Ironisnya, hanya 17 kapal yang memiliki izin resmi. Lebih mengejutkan lagi, dari jumlah itu, hanya dua kapal yang benar-benar berdokumen di Tanimbar, yakni Siti Jaya dan Selvi.


“Sementara kapal berizin lain justru bernaung di Kepulauan Aru, tanpa kehadiran nyata di Tanimbar. Celah ini diduga menjadi jalan gelap yang dimanfaatkan nelayan andon untuk terus menguras telur ikan terbang dari rahim laut Seira,”ungkapnya.


TL menambahkan, kehadiran nelayan andon ilegal bukan sekadar ancaman ekonomi. Mereka melihatnya sebagai bencana sosial dan ekologis. Sumber daya laut yang seharusnya diwariskan kepada anak cucu, perlahan raib diangkut keluar wilayah.


“Keterlibatan aparat dalam pusaran hitam ini membuat situasi semakin mencekam. Alih-alih menegakkan hukum, aparat yang dituding justru diduga meruntuhkan wibawa institusinya sendiri. Masyarakat kini menanti langkah berani dari pimpinan kepolisian untuk membersihkan nama baik lembaga,”jelasnya.


Di tengah kekhawatiran itu, TL mendesak agar Kapolres Kepulauan Tanimbar segera turun tangan. Ia menegaskan bahwa oknum FEL mesti dipanggil dan diperiksa karena diduga terlibat langsung dalam aktivitas yang melukai masyarakat kecil. “Kami minta Kapolres Kepulauan Tanimbar segera memanggil oknum anggota Polsek Wermaktian yang terlibat dalam kejahatan ilegal ini untuk ditindak tegas,” ujar TL.


Keterlibatan aparat dalam pusaran hitam ini membuat situasi semakin mencekam. Alih-alih menegakkan hukum, aparat yang dituding justru diduga meruntuhkan wibawa institusinya sendiri. Masyarakat kini menanti langkah berani dari pimpinan kepolisian untuk membersihkan nama baik lembaga.


Jika tidak, perairan Seira akan tetap menjadi panggung kelam: laut diperas, nelayan kecil ditindas, dan aparat dicurigai menjadi bayang-bayang pelindung kejahatan. (NFB)


iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Stars Rally to Beat Predators in Winter Classic at Cotton Bowl