Bekasi,Jurnal investigasi.com - Usai disidak Gakum Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Komisi III DPRD Kabupaten Bekasi juga bakal sidak PT. Phonix Nusantara Maju yang ada di Desa Sukaringin Kecamatan Sukawangi. Perusahaan produksi Batu Herbal itu diduga mencemari lingkungan.
Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Bekasi H, Husni Tamrin menegaskan, bakal menindak tegas perusahaan yang mencemari lingkungan, begitu juga dengan PT. PNM, yang belum lama ini ramai di media sosial tentang dugaan air limbah yang dibuang ke areal persawahan petani sekitar.
"Siap, nanti saya minta Schedule di komisi, hatur nuhun infonya,"kata politisi Partai Gerindra, H, Husni Tamrin saat dihubungi Media, Rabu (25/01/23).
Sebelumnya, Penegakan Hukum (Gakum) Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bekasi, Selasa (24/01/2023) melakukan sidak ke PT. Phoenix Nusantara Maju yang berlokasi di Kampung Piket, Desa Sukaringin Kecamatan Sukawangi, Kabupaten Bekasi. Hal ini ditenggarai perusahaan tersebut diduga melakukan pencemaran lingkungan.
Bidang Gakum DLH Kabupaten Bekasi, Nugraha Syarif saat dikonfirmasi membenarkan adanya pencemaran lingkungan. Namun, limbah yang berasal dari PT. Phoenix Nusantara Maju yang juga telah mengalir pada persawahan hingga Kali Piket, bukan dari unsur kesengajaan, Kata Syarif hal itu disebabkan adanya kebocoran Vifa milik perusahaan tersebut.
"Dan alhasil pertemuan kami dengan pihak perusahaan hari ini akan kami laporkan kepada pimpinan, tindakannya seperti apa, apakah ada pemangilan terhadap pihak perusahaan tinggal nunggu arahan pimpinan,” ujar Syarif.
Sementara itu, Perwakilan PT. Phoenix Nusantara Maju, Hari, saat ditemui di ruang kerjanya membantah adanya limbah mengalir pada area persawahan hingga Kali Piket,
“Itu tidak ada unsur kesengajaan pihak perusahaan membuang air limbah tersebut, melainkan ada kebocoran, dan dikemudian harinya pada hari Sabtu, (21/1/2023) Kami melakukan penambalan, penampungan air milik perusahaan. Sebetulnya cukup besar 60x40 dengan kedalaman 4 meter,”ucap nya.
“Kami juga tidak tahu, mungkin adanya curah hujan mulainya kapan dan kebocorannya kapan, karena ada tim pekerja Kami disetiap hari memantau, kalau memang ada laporan kebocoran Kami langsung perbaiki, dan air itu cuma air biasa tidak panas, apa yang dikatakan petani itu tidak benar, pungkas Hari kepada media diruang kerjanya.
Dikatakan, Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Sukaringin, Darta,"Hasil pertemuan tadi kami beserta Sekdes Babin kamtibmas dan Kaur perencanaan, kami bertemu dengan HRD Pak Hari dikantornya, pihak perusahaan tidak mengaku atau tidak sengaja membuang air limbah tersebut.
"Cuma dia mengaku ada kelalaian dibagian perawatan Saluran Perawatan Air Limbah (SPAL) jadi Spal nya itu tersumbat akhirnya air nya itu meluap karena tidak ada pekerja yang khusus atau tenaga ahli bang, sehingga air nya itu meluap hingga mengaliri pesawahan milik para petani dan Kali Piket, itu saja hasil pertemuan tadi dengan pihak perusahaan bang,"terang nya.
(Iyus kastelo).