Jelajahi

Kategori
Best Viral Premium Blogger TemplatesPremium By Raushan Design With Shroff Templates
{{ date }}
{{ time }}
DIGITAL CLOCK with Vue.js

Padang Kuning, Surga Emas Haram: Siapa Dalang di Balik Setoran Miliaran?

Misnan
16 Agustus 2025
Last Updated 2025-08-16T16:26:40Z
Premium By Raushan Design With Shroff Templates

 


KETAPANG — Padang Kuning kian mengukuhkan diri sebagai “surga emas haram” di Kalimantan Barat. Deru puluhan excavator terdengar siang-malam, mengaduk tanah, menggunduli hutan, dan mengubah sungai menjadi aliran beracun. Semua dilakukan demi emas ilegal yang nilainya tak terhitung.


Namun di balik aktivitas brutal ini, pertanyaan besar menyeruak: siapa dalang yang sesungguhnya mengendalikan aliran emas haram dan setoran miliaran rupiah dari Padang Kuning?


Sumber di lapangan menyebut, para “bos besar” bukan sekadar pemain lokal. Mereka punya jaringan kuat, modal tak terbatas, dan koneksi ke berbagai pihak yang seharusnya menjadi pengawas. Setiap kilogram emas yang keluar, diyakini berbanding lurus dengan aliran dana ke kantong-kantong tertentu. Inilah yang membuat aktivitas PETI (Pertambangan Emas Tanpa Izin) di Padang Kuning seakan kebal hukum.


Kerusakan lingkungan pun menjadi bukti paling nyata. Hutan yang dulu hijau kini botak, air sungai hitam pekat bercampur merkuri, dan tanah longsor mengancam warga di sekitarnya. Sementara itu, aparat dan pemerintah terkesan hanya menonton—bahkan publik menuding mereka sudah “dibeli” lewat aliran dana.


“Tidak mungkin tambang ilegal sebesar itu bisa berjalan tanpa beking kuat. Pertanyaannya tinggal satu: siapa yang menikmati setoran miliaran itu?” sindir seorang aktivis lingkungan yang sejak lama memantau kerusakan di Ketapang.


Desakan agar pemerintah pusat turun tangan semakin menggema. Publik menuntut Kejaksaan Agung, Mabes Polri, Mabes TNI, dan Kementerian ESDM melakukan operasi bersih-bersih, bukan hanya menyita alat berat, tapi juga membongkar siapa saja pejabat atau oknum yang diduga ikut menerima setoran.


Selama dalang utama masih terlindungi, Padang Kuning akan tetap menjadi “ATM emas haram” bagi segelintir orang, sementara rakyat dan lingkungan menanggung luka yang kian dalam.


Dan pada akhirnya, Padang Kuning hanyalah cermin telanjang: apakah negara ini benar-benar berdaulat, atau justru sudah disandera oleh cukong tambang? Jika emas haram lebih berharga daripada hutan, sungai, dan rakyat, maka sesungguhnya pemerintah sedang menulis naskah kematian bagi bangsanya sendiri.


Tim : Investigasi

iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Stars Rally to Beat Predators in Winter Classic at Cotton Bowl