Majalengka,Media Jurnal investigasi- Kegiatan sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan yang digelar di Balai Desa Liangjulang, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Majalengka, berlangsung hangat dan penuh antusiasme pada Selasa (2/9). Acara yang dihadiri oleh Anggota MPR RI Jefry Romdonny bersama Anggota DPRD Kabupaten Majalengka Ano Suksena dan Kepala Desa Liangjulang Yendi Sugiana dihadiri puluhan kader PKK dan Posyandu yang menjadi motor penggerak kesejahteraan dan ketahanan keluarga di tingkat desa.
Dalam sambutannya, Kepala Desa Liangjulang Yendi Sugiana menyampaikan apresiasi kepada seluruh kader PKK dan Posyandu yang telah berperan aktif menjaga kesehatan ibu dan anak, sekaligus menjadi pelopor edukasi masyarakat di lingkungannya. “Perempuan desa bukan hanya pilar keluarga, tetapi juga pilar bangsa. Dari tangan ibu-ibu kader lahir generasi yang sehat, berkarakter, dan cinta tanah air,” ujarnya.
Anggota MPR RI Jefry Romdonny yang hadir sebagai narasumber menekankan bahwa nilai-nilai Empat Pilar (Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika) tidak boleh berhenti sebagai teori, melainkan harus diwujudkan dalam tindakan sehari-hari. Ia menegaskan, kader PKK dan Posyandu dapat berperan langsung dalam menjaga semangat gotong royong, toleransi, dan keadilan sosial di lingkungan keluarga. “Pancasila dimulai dari rumah. Keteladanan ibu dalam mengajarkan kasih sayang, saling menghormati, dan kepedulian sosial adalah bentuk nyata dari pengamalan nilai-nilai kebangsaan,” terangnya.
Sesi tanya jawab menjadi bagian paling interaktif dari kegiatan ini. Salah satu peserta menanyakan bagaimana cara menjaga nilai Pancasila di keluarga. Narasumber menjawab, “Mulailah dari hal kecil: gotong royong membersihkan rumah, berbagi makanan dengan tetangga, dan saling menghargai perbedaan. Itulah wujud sederhana dari Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.” Pesan ini disambut tepuk tangan hangat dari peserta yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga aktif di kegiatan masyarakat.
Selain membahas nilai kebangsaan, sosialisasi juga menyinggung isu aktual seperti pencegahan stunting dan penguatan gizi anak. Jefry menegaskan bahwa upaya membangun bangsa yang kuat dimulai dari keluarga yang sehat. Program pemerintah dalam menurunkan angka stunting, yang kini berada di kisaran 19,8 persen menurut Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, hanya akan berhasil bila kader PKK dan Posyandu aktif di lapangan. “Gotong royong dan tanggung jawab sosial adalah nilai Pancasila yang bisa diterapkan langsung melalui kepedulian pada tumbuh kembang anak,” jelasnya.
Kegiatan ini juga mendorong kolaborasi lintas sektor antara PKK, Posyandu, pemerintah desa, dan MPR untuk memperkuat pendidikan kebangsaan berbasis keluarga. Ke depan, kegiatan seperti ini akan dikembangkan dalam bentuk pelatihan dan dialog tematik agar nilai Empat Pilar tidak hanya dipahami, tetapi juga dijalankan secara konsisten oleh masyarakat.
Acara ditutup dengan seruan bersama dari seluruh peserta: menjaga semangat gotong royong, memperkuat rasa cinta tanah air, serta membangun keluarga sehat dan mandiri sebagai pondasi Indonesia Emas 2045. Ano menegaskan, “Empat Pilar bukan hanya milik MPR, tapi milik kita semua. Dari desa, kita mulai membangun karakter bangsa.”
Ganjar



