Majalengka,Media Jurnal Investigasi- Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat Fraksi Golkar H Yomanius Untung melaksanakan kegiatan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan tahun anggaran 2025.di Daerah pemilihan (Dapil) Sumedang, Majalengka, Subang (SMS). bertempat di Aula PGRI Kecamatan Palasah Kabupaten Majalengka Jawa Barat."Minggu (26/10/2025).
Yugi Gunawan Bendahara DPD Golkar majalengka menjadi narasumber dalam kegiatan tersebut, Yugi menyampaikan bahwa persaingan bisnis saat ini medan perangnya adalah digital atau online. Maka, media sosial menjadi penghubung yang efektif antar organisasi maupun personal tentunya dengan kemasan branding yang menarik.
Namun, menurutnya perlu disesuaikan lokasi sasaran terhadap media sosial yang digunakan sebagai wadah dalam menyajikan informasi. Termasuk berkolaborasi dengan medsos yang mempunyai rating tinggi atau influencer untuk dapat menyebarkan informasi lebih luas ke masyarakat."ungkapnya
Yugi Gunawan mengajak masyarakat untuk bersama-sama ikut serta dalam membentuk dan mengembangkan sebuah branding dalam organisasi secara konsisten dan menarik. Sebab dijaman generasi Z saat ini, masyarakat lebih condong mencari sebuah informasi melalui media sosial yang kekinian karena dinilai lebih mudah, cepat dan efisien.
“Seperti kita lihat sekarang ini, kalau di Buleleng itu lebih banyak menggunakan Instagram dan Tiktok. Sedangkan Facebook itu kalangannya untuk usia 40 tahun ke atas, namun ini sama-sama media yang memiliki pangsa pasar tersendiri,” tutupnya.
Dalam Sambutannya H. Yomanius Untung menekankan peran strategis media, khususnya media sosial, dalam mengawal pembangunan dan menyebarluaskan informasi yang benar di tengah tantangan era disrupsi digital saat ini. Ia mengungkapkan, dunia telah bergerak dari era informasi dan transparansi menuju era disrupsi, dimana informasi dapat dengan mudah terdistorsi.
"Fungsi media sosial sangat penting karena masyarakat kini sangat cepat menyerap informasi. Satu judul atau caption bisa langsung membentuk opini publik tanpa membaca isi berita secara utuh," katanya
Menurut Politikus Partai Golkar itu, media masih punya peran dalam menyuarakan aspirasi publik dan menjaga stabilitas sosial di tengah derasnya arus informasi digital. Media masih punya sejumlah kaidah dan etik dalam melaporkan informasi.
"Hal itu jadi pembeda dengan media sosial. Yang cenderung tanpa filter. Sehingga tidak sedikit ada bias. Buntutnya, kesalahan persepsi di media sosial dapat menimbulkan bias dan ketegangan sosial.
Iswara berharap media yang profesional tetap menjadi penjernih informasi, bukan justru memperkeruh suasana. tersebut melihat, saat ini banyak masyarakat yang langsung menyimpulkan pemberitaan hanya dari judul saja.
“Ketika satu pihak diserang opini negatif, semua ikut membenarkan tanpa memverifikasi. Ini berbahaya,”ujar H. Yomanius Untung.
(Ganjar)



